Saturday, March 18, 2006
Kembali ke Fitrah..
Sebuah perwujudan rasa bersyukur yang amat dalam kepada Allah SWT yang telah memberikan rizky yang begitu melimpah..walaupun kadang diri masih lupa bersyukur dan terus meminta.
Tadi pagi nonton sentuhan Qolbu curahan hati tentang penderitaan TKW,menyayat hati saat melihat (kemudian berfikir akan lebih menyayat raga dan hati kalau mengalami sendiri) tentang TKW yang bekerja di Malaysia dan udah 5 tahun belum digaji disiksa pula. Alasannya kenapa jadi TKW gak usah dibahas dah umum..karena ingin membantu ekonomi keluarga.Sang Ustadz pun berkata bahwa perempuan itu jangankan wajib,sunah pun tidak dalam mencari nafkah atau bekerja (dalam kondisi normal,suami bekerja) tapi zaman sudah berubah.. banyak perempuan yang bekerja untuk alasan lain.. eksistensi diri contohnya.
Jadi teringat perkataan seorang teman yang menyayangkan kenapa saya mau resign di telkom hanya untuk menikah (ps.ditelkom sesama karyawan tidak boleh menikah,kalo menikah salah satunya harus resign) dengan pertanyaan yang sedikit pedas. “Emang dunia selebar daun kelor jadi harus mencari jodoh orang telkom juga?” hehehe… pertanyaan yang aneh.. karena saya berfikir terbalik “emang dunia selebar daun kelor jadi harus menjemput rezky cuman ditelkom?” rezky Allah itu Maha Luas.. tinggal bagaimana cara kita menjemputnya (bukan dicari karena sebenarnya setiap orang sudah ditetapkan masing-masing rezkinya)
Well.. tidak semudah itu mendapatkan jawabannya.. 9 bulan saya sudah mengenal sandy, calon suami saya.. 9 bulan pula saya sudah menelaah kenapa saya mau menikah dengannya, dan 9 bulan sudah saya memperjuangkan dan memantapkan hati saya... Sandy “sempurna” dimata saya sebagai calon suami,calon imam yang insya Allah bisa membimbing saya menjadi manusia yang lebih baik,tampan,sabar,bijaksana, dan “punya pekerjaan tetap” (yang biasanya jadi syarat orang tua dalam memberikan anak gadisnya pada sang jejaka).Tapi apakah itu sempurna bagi orang sekitar saya? Ternyata tidak… sandy punya pekerjaan tetap di “telkom” dan widya juga punya pekerjaan tetap di “telkom”.Kembali lagi pertanyaan itu muncul “Apakah tidak ada calon lain? Apakah kamu mau melepas semua yang sudah kamu rintis susah payah,gaji yang lumayan,karir yang menjanjikan dan semua yang sudah kamu raih?” butuh waktu lama untuk meyakinkan semua orang bahwa saya pasti akan mendapatkan yang lebih baik dari hanya sekedar materi yang notebene bisa saya cari lagi tidak hanya di “telkom”.
Kadang apa yang terbaik menurut kita belum tentu baik menurut orang lain atau sebaliknya. Seperti cerita Ayah dan Anak yang ingin menuju suatu tempat dengan naik sepeda, tapi sepedanya cuman bisa bawa 1 orang. Siapa yang akan naik sepeda? Sang Ayah atau sang anak?
Saat ayah yang naik sepeda dan anak yang berjalan, ada yang bilang orang tua yang tidak berprikemanusiaan membiarkan anak berjalan kaki sementara dia bersepada. Saat sang anak yang bersepada dan orang tua yang berjalan,ada lagi yang bilang anak tidak berbudi membiarkan orang tua sendiri berjalan sementara dia enak-enak bersepeda. Finally diambillah keputusan untuk menarik sepeda dan mereka berudua berjalan.akhirnya dibilang orang gila… well siapa yang benar?? Semuanya benar dari sudut pandang masing-masing.
Begitu juga saya… karena menurut saya sandy adalah yang terbaik.. terlepas dari sudut pandang orang yang melihat dari berbagai sisi. Saya dengan sudut pandang wanita muslim yang ingin secara penuh menuangkan eksistensi saya sebagai ibu rumah tangga. Dengan mengacu pada fitrah sebagai wanita yang akan melahirkan dan tidak berkewajiban mencari nafkah seperti yang dikatakan ustadz diatas. Sudut pandang yang sepenuhnya berakar dari pemikiran dan hati dipandu Al-Quran dan Hadist.
Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim insya Allah saya siap mengarungi kehidupan rumah tangga bersama sandy 2 minggu lagi. Doain yah semuanya lancar..
Ps : eh ini tulisan dari sudut pandang saya lho.. bukan berarti ibu rumah tangga yang bekerja diluar rumah salah atau tidak kembali ke fitrah.. Asal diizinkan suami dan bisa membagi waktu sehingga keluarga aman terkendali,ya gapapa.. saya juga masih diizinkan sandy bekerja lagi, asalkan keluarga tetap nomer 1.Tapi karena belum dapat pekerjaan baru jadi yah…mensyukuri apa yang ada dan tidak menyesali yang telah pergi aja.(kalo ada lowongan pekerjaan kasih tau yah....!!)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
nice post :)
semua keputusan memang beresiko, tapi tergantung bagaimana kita menyikapinya
btw, salam kenal ya widya+sandy ^_^
Post a Comment